Kamis, 05 Juni 2014

MOBILE TECHNOPRENEURSHIP

Abstrak

Mobile Technopreneurship adalah segi pengembangan dari sisi lain Technopreneurship yang terjadi saat ini, akses terhadap dunia internet sudah tidak Station lagi, akan tetapi sudah dapat di gunakan dengan sifat Mobile yang memungkinkan akses di manapun dan disaat kapanpun juga. Hal ini dapat membantu beberapa kalangan seperti pihak Entrepreuner di dalam mencari peluang dimana pekerjaan yang semakin sempit ini.
Di dalam melihat peluang ada pula yang harus di pertimbangkan, bilamana usaha atau pun cara yang ingin di lakukan itu merupakan hal yang ternyata tidak patut di lakukan, akses internet secara mobile, merupakan hal yang ternayata tidak di tolak oleh masyarakat luas, dilihat dari cara penggunaan nya ternyata lebih mengutamakan kemewahan, di sini dapat menjadi peluang bagi para entrepreuner di dalam membuat usaha barunya.
Aplikasi – aplikasi yang sekarang di gunakan ternayata dapat berguna bagi seseorang ataupun perusahaan di dalam melakukan penjualan ataupun promosi iklan yang dapat di lihat di suatu aplikasi adanya cara ataupun usaha yang di lakukan agar para konsumen tidak lagi mendapati kesulitan ataupun keraguan di dalam melakukan pembeliang produk tersebut

Tujuan penulisan ini dalah mengharapkan bahwa para entrepreuner tidak melihat hal ini sebagai dampak negative bagi para entrepreneur, malah ini adalah suatu kesempatan baru untuk meninggalkan kehidupan lama yang sudah di lakukan selama ini.

Kata kunci
Technopreneurship, Entrepreneurship, Entrepreneur, Peluang (opportunities), resiko (face of risk), dan nilai tambah (utility value), Mobile.



BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Perkembangan dunia di dalam usaha dan industri dengan adanya globalisasi internet telah meningkat tajam. Berbagai produk yang dihasilkan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Tidak hanya itu, tetapi dapat di lihat dari segi kepuasaan dari apa yang telah diinginkan oleh konsumen kepada pihak produsen, tujuan nya pun mengalami perluasan. Tujuan yang hanya ingin mendapatkan keuntungan menjadi mendapatkan perhatian publik dimana citra para produsen dapat hancur apabila banyak konsumen yang memiliki keluhan atas apa yang di perjual belikan oleh pihak produsen.
 Globalisasi ekonomi dan era informasi mendorong industri menggunakan para entrepreuner di dalam memecahkan masalah – masalah baru yang di sebabkan oleh pesatnya peningkatan penggunaan mobile yang sudah seperti barang yang tidak dapat di pisahkan lagi oleh manusia, sumber komunikasi menjadi banyak ragamnya di dalam penggunaan, dan penggunaan internet tidak lagi bersumber dari kabel yang menyebabkan hilangnya mobilitas suatu penggunaan. Dengan adanya mobilitas di dalam pengunaan internet artinya berita ataupun sumber – sumber yang bermunculan dapat di saksikan langsung oleh para calon konsumen, calon – calon konsumen ini yang akan menentukan bilamana produsen yang memang berkompetensi yang memiliki barang jualan yang lebih baik, akan tetapi ada juga orang – orang yang memanfaatkan hal itu sebagai cara untuk membuat produsen lain kehilangan calon konsumennya.
Dengan adanya organisasi – organisasi yang sah di setujuai dan di anggap pihak netral bisa di jadikan sumber yang paling benar ataupun paling baik hal ini dapat di gunakan sebagai para produsen jasa atau barang untuk melakukan sebaik – baik nya di dalam melakukan review ulang oleh organisasi tersebut, dengan melakukan hal seperti itu produsen dapat memungkinkan tidak adanya keganjalan – keganjalan yang muncul secara tiba – tiba.


1.2       Ruang Lingkup
Penerapan ruang lingkup pada makalah ini adalah mengenai:
1.      Pengertian Mobile Technopreneurship 
2.      Macam – macam hal yang menyangkut Mobile Technopreneurship 
3.      Hambatan Mobile Technopreneurship 
4.      Peluang Mobile Technopreneurship 

1.2              Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan pembahasan pada latar belakang, maka dapat ditentukan tujuan pembuatan paper ini dan manfaat yang di dapatkan pada paper E-Business pada karya ilmiah. Tujuan dari paper ini ialah:
1.      Memberi penjelasan tentang Mobile Technopreneurship dan pengertian.
2.      Mengerti apa yang dapat terjadi di dalam Mobile Technopreneurship hambatan maupun resiko.

Manfaat dari paper ini ialah:
1.      Dapat mengerti dan memahami cara dalam menjalankan Mobile Technopreneurship.
2.      Dapat membuat karya ilmiah dengan baik dan benar.

1.4       Metodologi Penulisan
Metodologi yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah, sebagai berikut:
1.      Seminar Topik-Topik Lanjutan Sistem Informasi
Mendengarkan seminar topik-topik lanjutan sistem informasi yang berkaitan dengan topik yang dibahas pada makalah ini.
2.      Metode Studi Kepustakaan
Melakukan pengumpulan informasi melalui dunia maya atau internet yang dapat dijadikan sumber dan panduan dalam penulisan makalah ini.



1.5       Sistematikan Penulisan
·        BAB 1: PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan apa saja latar belakang penulisan paper ini, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, dan metologi penulisan dari paper ini.
·        BAB 2: LANDASAN TEORI
Pada bab ini dijelaskan teori-teori yang mendukung penulisan paper ini.
·        BAB 3: PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan tentang Research writing skills and plagiarism pada karya ilmiah.
·        BAB 4: PENUTUP
Paa bab ini kami akan memberikan simpulan dan saran atas penulisan paper ini.

















BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Mobile Technopreneurship

Technopreneurship adalah kewirausahaan sederhana dalam konteks teknologi intensif. Proses penggabungan teknologi dan bakat dan keterampilan kewirausahaan. Technopreneur adalah orang yang menghancurkan tatanan ekonomi yang ada dengan memperkenalkan produk maupun jasa baru, dengan menciptakan bentuk bentuk baru organisasi dan dengan memanfaatkan bahan baku yang baru. Seseorang yang melakukan resiko yang memiliki kemungkinan keuntungan membedakan diri melalui kemampuan mereka untuk mengumpulkan dan mengelola pengetahuan, serta kemampuan mereka untuk sumber daya dikerahkan untuk mencapai usaha tertentu atau tujuan social.

Kewirausahaan adalah cara berpikir dan bertindak yang terobsesi kesempatan, pendekatan holistik dan kepemimpinan yang seimbang demi tercapai nya tujuan yang di inginkan. Inovasi adalah alat khusus pengusaha, sarana yang mengeksploitasi perubahan sebagai sebuah kesempatan di dalam bidang bisnis yang berbeda atau layanan yang berbeda. Kewirausahaan mengejar peluang tanpa memperhatikan sumber daya yang saat ini di bawah kendali seseorang.

Untuk mendefinisikan Technopreneurship (technology entrepreneurship), hal yang harus perhatikan adalah penelitian dan komersialisasi.  Penelitian merupakan penemuan dan penambahan pada ilmu pengetahuan.  Komersialisasi dapat didefinisikan sebagai pemindahan hasil penelitian atau teknologi dari laboratorium ke pasar dengan cara yang menguntungkan.  Ada sejumlah jalan untuk mengkomersialisasi teknologi, yakni: lisensi, berpartner, atau menjualnya kepada pihak lain yang akan mengkomersialisasikannya.

Teknologi merupakan cara atau metode untuk mengolah sesuatu agar terjadi efisiensi biaya dan waktu, sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih berkualitas. Dasar-dasar penciptaan tekologi adalah: kebutuhan pasar, solusi atas permasalahan, aplikasi berbagai bidang keilmuan, perbaikan efektivitas dan efisiensi produksi, serta modernisasi.


2.2 Karakter Technopreneur

Karakteristik dari seorang technopreneur. Spirit dan karakter seorang technopreneur dibentuk oleh 3 (tiga) komponen utama pembentuk, yaitu:
-         Intrapersonal
-         Interpersonal
-         Extrapersonal.

Interpersonal dan interpersonal adalah merupakan komponen soft skill, sedangkan extrapersonal adalah mengintegrasikan kedua soft skill tersebut menjadi berguna di dalam lapangan

2.3 Penjelasan tentang Entrepreuner & Entrepreunership

Entrepreuner adalah orang yang mempertahankan kekebalan dari kontrol rasional pengetahuan birokrasi. (Weber, 1947)

Entrepreuner adalah inovator yang mengimplementasikan perubahan di dalam pasar melalui melakukan kombinasi baru. Ini dapat mengambil beberapa bentuk:
-         pengenalan yang baik baru atau kualitas daripadanya,
-         pengenalan metode produksi baru,
-         pembukaan pasar baru,
-         penaklukan sumber baru pasokan bahan baru atau suku cadang,
-         pelaksanaan organisasi baru industri apapun.
(Schumpeter, 1934)


Entrepreuner selalu spekulator. Ia berkaitan dengan kondisi tidak menentu dari masa depan. Keberhasilan atau kegagalan nya tergantung pada kebenaran antisipasi nya tidak pasti peristiwa. Jika ia gagal dalam pemahamannya tentang hal-hal yang akan datang ia ditakdirkan (Von Mises, 1949/1996)

Entrepreuner adalah co-ordinator dan arbitrase. (Walras, 1954)

Aktivitas Entrepreunership melibatkan mengidentifikasi peluang dalam sistem ekonomi. (Penrose, 1959/1980)

Entrepreuner mengakui dan bertindak atas peluang keuntungan, dasarnya adalah
arbitrase. (Kirzner, 1973)

Entrepreunership adalah tindakan inovasi yang melibatkan endowing sumber daya yang ada dengan baru kapasitas menghasilkan kekayaan. (Drucker, 1985)

Tindakan penting dari Entrepreunership adalah entri baru. Entri baru dapat dicapai dengan memasuki pasar baru atau didirikan dengan barang atau jasa yang baru atau yang sudah ada. Catatan baru adalah tindakan meluncurkan usaha baru, baik oleh sebuah perusahaan start-up,  melalui sebuah perusahaan yang ada, atau melalui "bertualang perusahaan internal". (Lumpkin & Dess, 1996)

Bidang Entrepreunership melibatkan studi tentang sumber peluang; itu proses penemuan, evaluasi, dan eksploitasi peluang; dan himpunan individu yang menemukan, mengevaluasi, dan mengeksploitasi mereka.(Shane & Venkataraman, 2000)

Entrepreunership adalah suatu proses sosial tergantung pada konteks di mana individu dan tim menciptakan kekayaan dengan menyatukan paket yang unik sumber daya untuk mengeksploitasi peluang pasar. (Ireland, Hitt, & Sirmon 2003)

Entrepreunership adalah pola pikir dan proses untuk menciptakan dan mengembangkan kegiatan ekonomi dengan pencampuran pengambilan risiko, kreativitas dan / atau inovasi dengan manajemen yang baik, dalam baru atau organisasi yang ada. (Commission of the European Communities, 2003)

            Semua ini menjelaskan mengapa Entrepreunership dijelaskan dengan cara yang berbeda. Proses bisnis meliputi identifikasi dan penilaian peluang, keputusan untuk mengeksploitasi mereka diri sendiri atau menjualnya, upaya untuk mendapatkan sumber daya dan pengembangan strategi dan organisasi proyek bisnis baru (Eckhardt dan Shane, 2003). Entrepreunership adalah “proses di mana individu-baik pada mereka memiliki atau dalam organisasi-mengejar peluang "(Stevenson dan Jarillo, 1990: 23). Baru-baru ini mengklaim bahwa jika manajer dan pengusaha dari banyak perusahaan kami adalah untuk mengadopsi perilaku kewirausahaan ketika mengembangkan strategi mereka, perusahaan akan menghadapi masa depan yang jauh lebih terang dari persepsi saat ini menunjukkan (Lee dan Peterson, 2000).









2.4 Kunci entrepreneurship
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan pengusaha sukses berbagi atribut pribadi tertentu, termasuk: kreativitas, dedikasi, determinasi, fleksibilitas, kepemimpinan, semangat, kepercayaan diri, dan "kecerdasan."
-         Kreativitas adalah percikan yang mendorong pengembangan produk atau jasa atau cara untuk melakukan bisnis baru. Ini adalah dorongan untuk inovasi dan perbaikan. Ini adalah pembelajaran yang berkelanjutan, pertanyaan, dan berpikir di luar formula yang ditentukan.
-         Dedikasi inilah yang memotivasi pengusaha untuk kerja keras, 12 jam sehari atau lebih, bahkan tujuh hari seminggu, terutama di awal, untuk mendapatkan upaya tersebut
dari tanah. Perencanaan dan ide-ide harus bergabung dengan kerja keras untuk berhasil. Dedikasi membuat hal itu terjadi.
-         Penentuan adalah keinginan yang sangat kuat untuk mencapai sukses Ini mencakup kegigihan dan kemampuan untuk bangkit kembali setelah masa-masa sulit. Ini membujuk pengusaha untuk membuat panggilan telepon ke-10, setelah sembilan telah menghasilkan apa-apa. Untuk entrepreneur sejati, uang bukanlah motivasi. Sukses adalah motivator; uang adalah hadiah.
-         Fleksibilitas adalah kemampuan untuk bergerak cepat dalam menanggapi perubahan kebutuhan pasar. Hal ini menjadi benar untuk mimpi sementara juga memperhatikan realitas pasar. Ada sebuah cerita tentang seorang pengusaha yang memulai sebuah toko mewah hanya menjual kue-kue Perancis. Tapi pelanggan ingin membeli muffin juga. Daripada mempertaruhkan hilangnya pelanggan ini, pengusaha dimodifikasi
visinya untuk mengakomodasi kebutuhan ini.
-         Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan aturan dan menetapkan gol. Ini adalah kapasitas untuk menindaklanjuti untuk melihat bahwa aturan diikuti dan tujuan yang dicapai.
-         Gairah adalah apa yang membuat pengusaha mulai dan membuat mereka di sana. Ini memberi pengusaha kemampuan untuk meyakinkan orang lain untuk percaya pada visi mereka. Hal ini tidak dapat menggantikan perencanaan, tetapi akan membantu mereka untuk tetap fokus dan untuk mendapatkan orang lain untuk melihat rencana mereka.
-         Percaya diri datang dari perencanaan yang menyeluruh, yang mengurangi ketidakpastian dan tingkat risiko. Hal ini juga berasal dari keahlian. Percaya diri memberikan pengusaha kemampuan untuk mendengarkan tanpa mudah terpengaruh atau terintimidasi.
-          "Smarts" terdiri dari akal sehat bergabung dengan pengetahuan atau pengalaman dalam bisnis terkait atau usaha. Mantan memberikan seseorang naluri yang baik, yang terakhir, keahlian. Banyak orang memiliki kecerdasan mereka tidak mengakui. Seseorang yang berhasil membuat sebuah rumah tangga pada anggaran memiliki organisasi dan keuangan
keterampilan. Pengalaman kerja, pendidikan, dan kehidupan
semua berkontribusi untuk kecerdasan.

2.5 Alasan menjadi Entrepreneur

Sebaliknya, beberapa orang tertarik untuk menjadi entrepreneur dengan memperoleh keuntungan dari memulai bisnis. Ini termasuk:
-         Wirausahawan adalah bos mereka sendiri. Mereka membuat keputusan. Mereka memilih siapa untuk melakukan bisnis dengan dan pekerjaan apa yang akan mereka lakukan. Mereka memutuskan apa jam untuk bekerja, serta apa yang harus membayar dan apakah akan mengambil liburan.

-         Kewirausahaan menawarkan kemungkinan yang lebih besar mencapai imbalan finansial yang signifikan daripada bekerja untuk orang lain.

-         Ini menyediakan kemampuan untuk terlibat dalam total operasi bisnis, dari konsep desain dan penciptaan, dari penjualan ke operasi bisnis dan respon pelanggan.

-         Hal ini menawarkan prestise menjadi orang di biaya.

-         Ini memberikan individu kesempatan untuk membangun kesamaan, yang dapat disimpan, dijual, atau diteruskan ke generasi berikutnya.

-         Kewirausahaan menciptakan kesempatan bagi orang untuk memberikan kontribusi. Kebanyakan entrepreneur’s baru membantu perekonomian lokal. Beberapa contoh mereka inovasi-kontribusi kepada masyarakat secara keseluruhan.

Beberapa orang menilai kemungkinan pekerjaan dan karir di mana mereka tinggal dan membuat keputusan sadar untuk mengejar wirausaha.
2.6 Mobile
            Sifat yang membadakan dari Technopreneurship biasa adalah menggunakan barang elektronik handheld yang umumnya sering di gunakan seperti ponsel, tab, dan sejenisnya. Penggunaan barang elektronik handheld semacam ini tidak ditolak oleh masyarakan banyak, malah hal ini dalah seperti ketergantungan manusia di dalam kota besar yang menuntut komunikasi yang cepat dan mudah.
            Tidak adanya batas di dalam berkomunikasi menjadikan manusia menjadi makhluk yang lebih bersosial terhadap dunia yang luas, walaupun memang ternyata memiliki down-side itu sendiri seperti semakin sedikitnya interaksi sesame manusia yang menuntut interaksi secara langsung, tidak dengan menggunakan dunia maya
            Akan tetapi down-side tersebut lebih mengutamakan up-side yang menuntut manusia menjadi mahkluk yang mengerti di dalam era globalisasi, era globalisasi tidak lah tercipta apabila manusia tidak mengerti satu sama lain dan hanya mengutamakan diri nya sendiri maupun di lingkungannya itu sendiri, tuntutan di dalam era globalisasi dapat tercipta apabila manusia sudah dapat membuat diri nya mereka sendiri lebih berguna bagi masyarakat luas, dengan adanya mobile seperti ini tiap individu dapat membaca berita secara langsung tanpa adanya monopoli di dalam pihak komunikasi, dan tidak adanya hambatan di dalam berinteraksi.
           


2.7 Hukum yang terkait
HAKI dan Etika Penggunaan SoftwareSecara umum, hak cipta dapat diartikan sebagai perlindungan hukum yang diberikan kepadasebuah karya kreatif dari usaha penggandaan atau usaha lainnya yang merugikan yang dilakukantanpa izin dari pencipta karya tersebut.Hak cipta sering dikaitkan dengan istilah hak atas karya intelektual (HAKI) sebab untuk menghasilkan suatu ciptaan, diperlukan suatu proses intelektual dari penciptanya. Ada 2 jenishak yang dimiliki pembuat program komputer yang harus mendapatkan perlindungan, yaitu:
1.      Hak perbanyakan (right of reproduction) adalah hak pencipta untuk memperbanyak ciptaannya. Artinya orang yang memiliki hak terhadap suatu ciptaan, tidak diperbolehkanmemperbanyak sebuah karya cipta, termasuk program komputer, tanpa izin daripenciptanya.
2.      Hak menyebarkan (right of public transmission) adalah hak pencipta untuk menjual, meminjamkan, atau mendistribusikan karya ciptanya kepada pihak lain.

Pasal 12 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta menyebutkanbahwa program komputer termasuk sebagai ciptaan yang mendapat perlindungan hak cipta.Dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan program komputer adalah sekumpulan instruksi yangdiwujudkan dalam bentuk bahasa, kode, skema, ataupun bentuk lain, yang apabila digabungkandengan media yang dapat dibaca dengan komputer akan mampu membuat komputer bekerjauntuk melakukan fungsi-fungsi khusus atau untuk mencapai hasil yang khusus termasuk persiapan dalam merancang instruksi-instruksi tersebut. Dengan demikian, perlindungan hukumterhadap suatu program komputer mencakup kode sumber (“source code”) maupun programaplikasinya (seperti program pengolah kata, pengolah angka, presentasi, database, dan programaplikasi lainnya.
Catatan: Mulai tahun 2003, Pemerintah Indonesia memberlakukan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta. Pelanggaran terhadap Undang-Undang ini akan dikenai hukuman maksimal 7 tahun penjara dan dendamaksimal 5 miliar rupiah. Hak Cipta berlangsung selama jangka waktu tertentu. Untuk Hak Cipta atas program komputer, masa perlindungannyaadalah 50 tahun sejak program dirilis.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Technopreneurship
            Technopreneuship merupakan bentuk dari gabungan dua kata, yaitu ‘teknologi’ dan ‘enterpreneurship’. Yang secara umum dapat di artikan kata Teknologi adalah sesuatu yang digunakan untuk menuju pada penerapan praktis ilmu pengetahuan ke dunia bisnis dan sebagai  pencipta alat-alat, untuk mengembangkan kemampuan dan pemanfaatan materi guna memecahkan persoalan yang ada. Sedangkan kalau kata Enterpreneurship berasal dari kata entrepreneur yang menanggung resiko dan ketidakpastian untuk mencapai tujuan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasikan peluang yang ada (Zimmere & Scarborough 2008).

            Jika kedua kata diatas digabungkan, kata teknologi disni mulai mengalami penyempitan arti, karena Teknologi dalam ‘technopreneurship’ mengacu pada IT, yaitu penggunaan computer sebagai alat untuk memproses. Sebagai wirausaha peluang akan dengan mudah dimanfaatkan seorang entrepreneur untuk membuat usaha baru dengan potensi profit yang besar. Tidak hanya peluang dalam kondisi positif (baik), tetapi juga dalam kondisi buruk. Entrepreneur dapat dengan mudah menganalisa permintaan barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat, bahkan dalam kondisi buruk seperti bencana dan kelangkaan. Jenis usaha yang digeluti entrepreneur dapat merupakan penciptaan usaha baru maupun membeli usaha yang telah lama berdiri.

            Istilah Technopreneurship lebih mengacu pada pemanfaaatan teknologi informasi untuk mengembangkan wira usaha. Berbeda dengan dengan pengertian sebelumnya, jenis wira usahaa dalam pengertian Technopreneurship disini tidak dibatasi pada wirausaha teknologi informasi, namu mencakup segala jenis usaha, seperti berjualan dalam apps yang tersedia di banyak media mobile. Yang sekarang mulai banyak digunakan dalam penerapan usaha sepertinya salah satunya di dalama sebuah restaurant, super market adapun pemanfaatan IT untuk memasarkan dan mengenalkan seuatu produk dengan melalu media mobile yang sekarang sedang sangat diminati sekarang ini.
3.2 Mobile Technopreneurship di dalam dunia bisnis
Kewirausahaan sangat penting untuk pembangunan ekonomi di seluruh dunia. Di tempat-tempat seperti Nigeria, Mesir, dan Indonesia, pengusaha mikro menghasilkan 38 persen dari produk domestik bruto. Studi Data menunjukkan bahwa usaha kecil membuat bagian yang tidak proporsional dari pekerjaan baru, menghasilkan ide-ide inovatif, model bisnis, dan metode untuk menjual barang dan jasa.

Perangkat mobile adalah alat yang sangat berharga bagi pengusaha untuk mengatasi tantangan dalam melakukan bisnis. Mereka membantu orang berkomunikasi satu sama lain, informasi akses pasar, menjual produk di seluruh wilayah geografis, menjangkau konsumen baru, akses sistem pembayaran mobile, dan memberdayakan perempuan dan kurang beruntung.

Pada tanggal 23 Oktober, Pusat Teknologi Inovasi di Brookings menyelenggarakan sebuah diskusi mengenai bagaimana kewirausahaan ponsel meningkatkan peluang bagi pembangunan sosial dan ekonomi di seluruh dunia. Dimoderatori oleh Wakil Presiden Darrell Barat, sebuah panel ahli meneliti contoh inovatif kewirausahaan mobile dan dampaknya terhadap pendapatan usaha, bagaimana teknologi mobile dapat meningkatkan pembangunan secara keseluruhan, dan bagaimana mengatasi hambatan untuk kewirausahaan mobile. Darrell West juga merilis sebuah makalah tentang topik di acara tersebut.










3.3 Inovasi Mobile Technopreneurship

Mobile Technopreneurship melakukan inovasi – inovasi yang lebih berbeda dari sebelumnya, menggunakan pihak IT di sebagai tulang punggung nya, dan lebih mengutamakan kepuasaan para pengguna sebagai tujuannya
Karena di dalam cepatnya informasi merambat, semakin cepat pula apabila sebuah usaha membiarkan pelanggannya kecewa

3.4 MobileTechnopreneurship di dalam masyarakat 
            Di dunia ini banyak technopreneur yang berhasil melakukan komersialisasi teknologi sehingga menjadi produk yang diterima secara luas di pasar.

Telkomsel pada tanggal 7 april bekerjasama dengan Universitas Bina Nusantara (Binus) menggandeng 100 mahasiswa pengembang konten dan aplikasi untuk dilatih menjadi wirausahawan muda di bidang kreatif. Program Mobile Technopreneurship ini merupakan langkah nyata Telkomsel untuk memajukan industri kreatif nasional melalui lembaga pendidikan.

“Berbagai inovasi konten dan aplikasi yang kami ciptakan bagi pelanggan merupakan bukti komitmen kuat kami untuk memandu kemajuan industri kreatif nasional. Kali ini melalui lembaga pendidikan kami berupaya memfasilitasi komunitas mahasiswa yang memiliki talenta dalam mengembangkan konten dan aplikasi yang bisa dioptimalkan untuk menjadi peluang usaha. Kami berharap program ini mampu melatih mahasiswa untuk menjadi wirausahawan dan mewadahi hasil karya konten dan aplikasi yang mereka kembangkan untuk ditawarkan kepada pelanggan Telkomsel.” Sarwoto Atmosutarno selaku direktur utama Telkomsel


100 mahasiswa yang mengikuti program ini terpilih berdasarkan hasil seleksi potensi, minat, dan bakat yang diselenggarakan Universitas Binus dan Bina Indonusa System. Para mahasiswa yang telah melalui proses seleksi dapat secara langsung berkonsultasi dengan Telkomsel untuk membahas konten atau aplikasi apa saja yang dibutuhkan pelanggan Telkomsel. Konten atau aplikasi yang dikembangkan ke depannya bisa dijual langsung ke pelanggan Telkomsel, di mana para mahasiswa ini bisa menikmati pendapatan dari konten atau aplikasi yang terjual. Dalam program ini, Bina Indonusa System berperan sebagai mitra content provider Telkomsel yang menjadi wadah pengembangan dan komersil para mahasiswa Binus yang terpilih menjadi content provider.

Melalui program Mobile Technopreneurship ini, konten dan aplikasi yang dikembangkan mahasiswa bisa dinikmati pelanggan Telkomsel. Buah karya akademisi kini dihargai, sehingga konten dan aplikasi yang dihasilkan mampu menghasilkan pendapatan bagi mahasiswa pengusaha sekaligus manfaat bagi pelanggan Telkomsel.

Dengan penambahan 100 mahasiswa Binus sebagai content provider Telkomsel, kini Telkomsel telah bekerjasama dengan sekitar 500 content provider dalam menyediakan lebih dari 10.000 jenis layanan konten. Ke depannya Telkomsel juga akan mengadakan program kerjasama pengembangan konten dan aplikasi dengan mahasiswa dengan menggandeng beberapa perguruan tinggi ternama lainnya.
(April 7, 2011)





3.5 Data pengguna
eMarketer memperkirakan 4550000000 orang di seluruh dunia menggunakan ponsel pada tahun 2014. Handphone adopsi melambat, namun pengguna baru di negara berkembang di Asia-Pasifik dan Timur Tengah dan Afrika akan mendorong kenaikan lebih lanjut. Antara tahun 2013 dan 2017, penetrasi ponsel akan meningkat dari 61,1% menjadi 69,4% dari populasi global, menurut laporan eMarketer baru, "Di seluruh dunia Pengguna Ponsel:. H1 2014 Forecast dan Perkiraan Perbandingan"

Gambar 3.1 Pengguna smartphone di dunia

Para pengguna smartphone global melampaui 1 miliar mark pada tahun 2012 dan akan total 1,75 miliar pada tahun 2014. EMarketer memperkirakan adopsi smartphone untuk melanjutkan lintasan cepat melalui 2017. Hampir dua-perlima dari semua pengguna ponsel-dekat dengan seperempat populasi-akan seluruh dunia menggunakan smartphone setidaknya bulanan pada tahun 2014. Pada akhir periode proyeksi, penetrasi smartphone di kalangan pengguna ponsel secara global akan dekat 50%.
           
Pengguna ponsel dengan cepat beralih ke smartphone sebagai perangkat menjadi lebih terjangkau dan jaringan 3G dan 4G muka. Pengguna Smartphone saat ini account untuk sebagian besar pengguna ponsel di 10 dari 22 negara yang termasuk dalam perkiraan kami. eMarketer memperkirakan ini meningkat menjadi 16 negara selama 2014.

Gambar 3.2 Perubahan data pengguna mobile phone

Sementara penggunaan ponsel dekat dengan di mana-mana di Eropa Barat, Amerika Utara, dan Eropa Tengah dan Timur, orang yang tinggal di Amerika Latin, Asia-Pasifik dan Timur Tengah dan Afrika-khususnya di negara-negara berpenghasilan rendah dengan penduduk pedesaan yang luas dan luas medan-akan cenderung untuk memiliki dan menggunakan ponsel atau smartphone.

Lebih dari 2,23 miliar orang di seluruh dunia, atau 48,9% dari pengguna ponsel, akan pergi online via perangkat selular setidaknya bulanan pada tahun 2014, dan lebih dari setengah dari para pengguna yang mobile akan menggunakan mobile internet tahun depan. Jaringan data seluler ekspansi terutama di daerah di luar pusat-pusat perkotaan di pasar negara berkembang dengan meningkatnya kelas menengah-dan adopsi smartphone dan fitur ponsel dengan kemampuan internet akan mendorong pertumbuhan dari basis konsumen internet ponsel. Kami memperkirakan bahwa jumlah total pengguna internet ponsel akan naik 16,5% pada tahun 2014 dan mempertahankan pertumbuhan dua digit sampai 2016.

Gambar 3.3

eMarketer basis semua perkiraan kami pada pendekatan yang parsial yang berfokus pada kedua tren di seluruh dunia dan lokal dalam ekonomi, teknologi dan populasi bersama dengan perusahaan-, produk-, tren demografi-spesifik serta tren dalam perilaku konsumen spesifik negara dan. Kami menganalisa data kuantitatif dan kualitatif dari berbagai perusahaan riset, instansi pemerintah, media dan laporan perusahaan, bobot setiap bagian dari informasi berdasarkan metodologi dan kesehatan.


Selain itu, setiap elemen dari masing-masing perkiraan eMarketer cocok dalam matriks yang lebih besar dari semua perkiraan kami, dengan asumsi yang sama dan kerangka umum yang digunakan untuk memproyeksikan angka dalam berbagai bidang. Regular evaluasi ulang dari masing-masing perkiraan berarti asumsi-asumsi dan kerangka yang terus diperbarui untuk mencerminkan perkembangan pasar baru dan tren lainnya.


















BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan

Mobile Entrepreneur memiliki jenjang yang lebih berbeda dari yang lainnya, dan pengawasan serta bidang yang memiliki ketidaksamaan karena bidang ini memiliki hal yang lebih menggantungkan karena tingginya penggunaan mobile yang signifikan.



4.2 Saran

Di dalam melakukan bisnis perlu juga di lihat dari segi pengguna bagi para mobile user yang dimana mereka memiliki keterikatan yang mungkin dapat membantu memperlancar di dalam dunia bisnis













Daftar Pustaka
Bell, C.G. (1991). High-Tech Ventures: The Guide for Entrepreneurial Success.  1st Edition. Perseus Publishing.
NCIIA. (2006).  Invention to Venture: Workshops in Technology Entrepreneurship. National Collegiate Inventors & Innovators Alliance, Madison.
Oden, H.W. (1997).  Managing Corporate Culture, Innovation, and Intrapreneurship.  Greenwood Publishing Group.
Stolze, W.J.  Start-up: An Entrepreneur’s Guide to Launching and Managing a New Business. 2nd Edition. Rock Beach Press.
Akitan, B. (2013). “TECHNOPRENEURSHIP AS A STRATEGIC MECHANISM FOR COMMERCIALIZING UNIVERSITY-CREATED TECHNOLOGY” Lampung University
Walker, K. (2013) “The Technopreneurship Process: Academic Entrepreneur University Spin-offsRochester Institute of Technology, American College of Management and Technology, Don Frana Bulića 6, 20000 Dubrovnik RIThink, 2012, Vol. 2
M. Ayub Azmi, Roseleena Jaafar & Zulkifli Abdul Majid “Embedding technopreneurship with mechatronics engineering in outcome-based curriculum development for postgraduate education in Malaysia” Universiti Teknologi MARA  Shah Alam, Selangor, Malaysia Volume 13, Number 3, 2011 © WIETE 2011 Global Journal of Engineering Education
Kaur P. and Mr.Mahesh (2011) Belwal “Rural Technopreneruship: An Innovative key to development” Vol.1, Issue 2
Kamarudin, S. H. and Dr. Sulaiman Sajilan (2013) “Critical success factors of technopreneurship in the creative industries: a study of animation ventures” Rev. Integr. Bus. Econ. Res. Vol 2(1) 2013 Society of Interdisciplinary Business Research (www.sibresearch.org)
Ucbasaran, D, P H Westhead, & M Wright. 2001. The Focus of Entrepreneurial Research: Contextual and Process Issues. Entrepreneurship Theory and Practice(Summer): 57-80.
Shane, S & S Venkataraman. 2000. The Promise of Entrepreneurship as a Field of Research. The Academy of Management Review, 25(1): 217-26.
Ireland, R D, M A Hitt, & D G Sirmon. 2003. A Model of Strategic Entrepreneurship: The Construct and its Dimensions. Journal of Management, 29(6): 963–89.
Hills, G E, G T Lumpkin, & R P Singh. 1997. Opportunity Recognition: Perceptions and Behaviors of Entrepreneurs, Frontiers of Entrepreneurship Research.
Alvord, S, L D Brown, & C Letts. 2004. Social Entrepreneurship and Societal Transformation: An Exploratory Study. Journal of Applied Behavioural Science, 40(3): 260-83.
U.S. Department of State. “Entrepreneurship and Small Business.” eJournal USA: Economic Perspectives, Volume 11, Number 1 (January 2006). Di akses melalui: http://usinfo.state.gov/journals/ites/0106/ijee/ijee0106.htm pada tanggal 4 juni 2014
Drucker, Peter F. Innovation and Entrepreneurship. New York: Harper Business, 1985.
Mwangi S. Kimenyi and Darrell M. West, (2012) “Center for Technology Innovation” di akses melalui: http://www.brookings.edu/events/2012/10/23-mobile-entrepreneurship pada tanggal 5 juni










Daftar Riwayat Hidup
          Nama                                                          :  Ivan Andri Kurniawan           
Tempat, Tanggal Lahir                                 :  Bandar Lampung, 21 Maret 1992
Jenis Kelamin                                               :  Laki-Laki
Alamat                                                         :  Gading Serpong, L’agricola Cluster azalea AZ 1 No. 10
No. Telepon                                                : 081311423666

Riwayat Pendidikan dan Kursus                   :
            Tahun 1997 – 2003                               :  SD Xaverius 1 teluk betung
            Tahun 2003 – 2006                               :  SMP Xaverius 1 teluk betung
            Tahun 2006 – 2009                               :  SMA Sma Immanuel Bandar lampung
            Tahun 2011 – sekarang              :  BINUS University

Pengalaman Kerja                                        : -
















          Nama                                                          :  Satya Aditama          
Tempat, Tanggal Lahir                                 :  Tangerang, 3 Oktober 1992
Jenis Kelamin                                               :  Laki-Laki
Alamat                                                         :  BSD Sektor 1.3 BC 18
No. Telepon                                                :  021-56336

Riwayat Pendidikan dan Kursus                   :
            Tahun 1998 – 2004                               :  SD Baitul Mall
            Tahun 2004 – 2007                               :  SMPN 161
            Tahun 2007 – 2010                               :  SMAN 108
            Tahun 2011 – sekarang              :  BINUS University

Pengalaman Kerja                                        : -



















          Nama                                                          :  Franklyn toar rengkung
Tempat, Tanggal Lahir                                 :  Tangerang, 29 April 1993
Jenis Kelamin                                               :  Laki-Laki
Alamat                                                         :  Jalan Delima 2 C4 No.15 Pondok Makmur Kota Bumi
No. Telepon                                                :  087808717061

Riwayat Pendidikan dan Kursus                   :
            Tahun 1999 – 2005                               :  SD Kuta Baru 1
            Tahun 2005 – 2008                               :  SMP Maria Mediatrix
            Tahun 2008 – 2011                               :  SMA Yuppentek 1
            Tahun 2011 – sekarang              :  BINUS University

Pengalaman Kerja                                        : -


















          Nama                                                          :  Nofal Priananda
Tempat, Tanggal Lahir                                 :  Jakarta, 9 Febuari 1993
Jenis Kelamin                                               :  Laki-Laki
Alamat                                                         :  Serpong Park Blok B7/15 BSD Tangerang Selatan
No. Telepon                                                : 

Riwayat Pendidikan dan Kursus                   :
            Tahun 1999 – 2005                               :  Cikal Harapan
            Tahun 2005 – 2008                               :  Al-Azhar BSD
            Tahun 2008 – 2011                               :  Al-Azhar BSD
            Tahun 2011 – sekarang              :  BINUS University

Pengalaman Kerja                                        : -