Abstrak
Mobile Technopreneurship adalah
segi pengembangan dari sisi lain Technopreneurship yang terjadi saat ini, akses
terhadap dunia internet sudah tidak Station lagi, akan tetapi sudah dapat di
gunakan dengan sifat Mobile yang memungkinkan akses di manapun dan disaat
kapanpun juga. Hal ini dapat membantu beberapa kalangan seperti pihak Entrepreuner
di dalam mencari peluang dimana pekerjaan yang semakin sempit ini.
Di
dalam melihat peluang ada pula yang harus di pertimbangkan, bilamana usaha atau
pun cara yang ingin di lakukan itu merupakan hal yang ternyata tidak patut di
lakukan, akses internet secara mobile, merupakan hal yang ternayata
tidak di tolak oleh masyarakat luas, dilihat dari cara penggunaan nya ternyata
lebih mengutamakan kemewahan, di sini dapat menjadi peluang bagi para entrepreuner
di dalam membuat usaha barunya.
Aplikasi
– aplikasi yang sekarang di gunakan ternayata dapat berguna bagi seseorang
ataupun perusahaan di dalam melakukan penjualan ataupun promosi iklan yang dapat
di lihat di suatu aplikasi adanya cara ataupun usaha yang di lakukan agar para
konsumen tidak lagi mendapati kesulitan ataupun keraguan di dalam melakukan
pembeliang produk tersebut
Tujuan
penulisan ini dalah mengharapkan bahwa para entrepreuner tidak melihat
hal ini sebagai dampak negative bagi para entrepreneur, malah ini adalah suatu
kesempatan baru untuk meninggalkan kehidupan lama yang sudah di lakukan selama
ini.
Kata
kunci
Technopreneurship,
Entrepreneurship, Entrepreneur, Peluang
(opportunities), resiko (face of risk), dan nilai tambah (utility
value), Mobile.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan
dunia di dalam usaha dan industri dengan adanya globalisasi internet telah
meningkat tajam. Berbagai produk yang dihasilkan dituntut untuk dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen. Tidak hanya itu, tetapi dapat di lihat dari
segi kepuasaan dari apa yang telah diinginkan oleh konsumen kepada pihak
produsen, tujuan nya pun mengalami perluasan. Tujuan yang hanya ingin
mendapatkan keuntungan menjadi mendapatkan perhatian publik dimana citra para
produsen dapat hancur apabila banyak konsumen yang memiliki keluhan atas apa
yang di perjual belikan oleh pihak produsen.
Globalisasi ekonomi dan era informasi
mendorong industri menggunakan para entrepreuner
di dalam memecahkan masalah – masalah baru yang di sebabkan oleh pesatnya
peningkatan penggunaan mobile yang
sudah seperti barang yang tidak dapat di pisahkan lagi oleh manusia, sumber
komunikasi menjadi banyak ragamnya di dalam penggunaan, dan penggunaan internet
tidak lagi bersumber dari kabel yang menyebabkan hilangnya mobilitas suatu
penggunaan. Dengan adanya mobilitas di dalam pengunaan internet artinya berita
ataupun sumber – sumber yang bermunculan dapat di saksikan langsung oleh para calon
konsumen, calon – calon konsumen ini yang akan menentukan bilamana produsen
yang memang berkompetensi yang memiliki barang jualan yang lebih baik, akan
tetapi ada juga orang – orang yang memanfaatkan hal itu sebagai cara untuk
membuat produsen lain kehilangan calon konsumennya.
Dengan
adanya organisasi – organisasi yang sah di setujuai dan di anggap pihak netral
bisa di jadikan sumber yang paling benar ataupun paling baik hal ini dapat di
gunakan sebagai para produsen jasa atau barang untuk melakukan sebaik – baik
nya di dalam melakukan review ulang oleh organisasi tersebut, dengan melakukan
hal seperti itu produsen dapat memungkinkan tidak adanya keganjalan –
keganjalan yang muncul secara tiba – tiba.
1.2 Ruang Lingkup
Penerapan
ruang lingkup pada makalah ini adalah mengenai:
1.
Pengertian Mobile
Technopreneurship
2.
Macam – macam hal yang menyangkut Mobile Technopreneurship
3.
Hambatan Mobile Technopreneurship
4.
Peluang Mobile Technopreneurship
1.2
Tujuan dan
Manfaat
Berdasarkan pembahasan pada latar belakang, maka dapat
ditentukan tujuan pembuatan paper ini dan manfaat yang di dapatkan pada paper E-Business pada karya ilmiah. Tujuan
dari paper ini ialah:
1. Memberi
penjelasan tentang Mobile Technopreneurship dan pengertian.
2.
Mengerti apa yang dapat terjadi di dalam Mobile Technopreneurship hambatan
maupun resiko.
Manfaat dari paper ini ialah:
1. Dapat
mengerti dan memahami cara dalam menjalankan Mobile Technopreneurship.
2. Dapat
membuat karya ilmiah dengan baik dan benar.
1.4 Metodologi
Penulisan
Metodologi
yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah, sebagai berikut:
1. Seminar
Topik-Topik Lanjutan Sistem Informasi
Mendengarkan seminar topik-topik
lanjutan sistem informasi yang berkaitan dengan topik yang dibahas pada makalah
ini.
2. Metode
Studi Kepustakaan
Melakukan pengumpulan informasi melalui
dunia maya atau internet yang dapat dijadikan sumber dan panduan dalam
penulisan makalah ini.
1.5 Sistematikan Penulisan
·
BAB 1: PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan apa saja latar belakang penulisan
paper ini, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, dan metologi penulisan
dari paper ini.
·
BAB 2: LANDASAN TEORI
Pada bab ini
dijelaskan teori-teori yang mendukung penulisan paper ini.
·
BAB 3: PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan tentang Research writing skills and plagiarism pada
karya ilmiah.
·
BAB 4: PENUTUP
Paa bab ini kami akan memberikan simpulan dan saran atas
penulisan paper ini.
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian Mobile Technopreneurship
Technopreneurship adalah kewirausahaan sederhana dalam konteks teknologi intensif.
Proses penggabungan teknologi dan bakat dan keterampilan
kewirausahaan. Technopreneur adalah orang yang menghancurkan tatanan ekonomi yang ada
dengan memperkenalkan produk maupun jasa baru, dengan menciptakan bentuk
– bentuk baru organisasi dan dengan memanfaatkan bahan baku
yang baru. Seseorang yang melakukan resiko yang memiliki kemungkinan keuntungan
membedakan diri melalui kemampuan mereka untuk
mengumpulkan dan mengelola pengetahuan, serta kemampuan mereka untuk sumber
daya dikerahkan untuk mencapai usaha tertentu atau tujuan
social.
Kewirausahaan
adalah cara berpikir dan bertindak yang terobsesi kesempatan, pendekatan
holistik dan kepemimpinan yang seimbang demi tercapai nya tujuan yang di inginkan. Inovasi adalah alat khusus pengusaha, sarana yang
mengeksploitasi perubahan sebagai sebuah kesempatan di
dalam bidang bisnis yang
berbeda atau layanan yang berbeda. Kewirausahaan mengejar peluang tanpa
memperhatikan sumber daya yang saat ini di bawah kendali seseorang.
Untuk mendefinisikan Technopreneurship (technology
entrepreneurship), hal yang harus perhatikan adalah penelitian dan
komersialisasi. Penelitian merupakan penemuan dan penambahan pada ilmu
pengetahuan. Komersialisasi dapat didefinisikan sebagai pemindahan hasil
penelitian atau teknologi dari laboratorium ke pasar dengan cara yang
menguntungkan. Ada sejumlah jalan untuk mengkomersialisasi teknologi,
yakni: lisensi, berpartner, atau menjualnya kepada pihak lain yang akan
mengkomersialisasikannya.
Teknologi merupakan cara atau metode untuk mengolah
sesuatu agar terjadi efisiensi biaya dan waktu, sehingga dapat menghasilkan
produk yang lebih berkualitas. Dasar-dasar penciptaan tekologi adalah:
kebutuhan pasar, solusi atas permasalahan, aplikasi berbagai bidang keilmuan,
perbaikan efektivitas dan efisiensi produksi, serta modernisasi.
2.2
Karakter Technopreneur
Karakteristik dari seorang technopreneur. Spirit dan
karakter seorang technopreneur dibentuk oleh 3 (tiga) komponen utama
pembentuk, yaitu:
-
Intrapersonal
-
Interpersonal
-
Extrapersonal.
Interpersonal dan interpersonal
adalah merupakan komponen soft skill, sedangkan extrapersonal
adalah mengintegrasikan kedua soft skill tersebut menjadi berguna di dalam
lapangan
2.3
Penjelasan tentang Entrepreuner &
Entrepreunership
Entrepreuner
adalah orang yang mempertahankan kekebalan dari kontrol rasional pengetahuan
birokrasi. (Weber, 1947)
Entrepreuner
adalah inovator yang mengimplementasikan perubahan di dalam pasar melalui
melakukan kombinasi baru. Ini dapat mengambil beberapa bentuk:
-
pengenalan yang baik baru atau kualitas daripadanya,
-
pengenalan metode produksi baru,
-
pembukaan pasar baru,
-
penaklukan sumber baru pasokan bahan baru atau suku
cadang,
-
pelaksanaan organisasi baru industri apapun.
(Schumpeter,
1934)
Entrepreuner
selalu spekulator. Ia berkaitan dengan kondisi tidak menentu dari masa depan.
Keberhasilan atau kegagalan nya tergantung pada kebenaran antisipasi nya tidak
pasti peristiwa. Jika ia gagal dalam pemahamannya tentang hal-hal yang akan
datang ia ditakdirkan (Von Mises, 1949/1996)
Entrepreuner
adalah co-ordinator dan arbitrase. (Walras, 1954)
Aktivitas
Entrepreunership melibatkan
mengidentifikasi peluang dalam sistem ekonomi. (Penrose, 1959/1980)
Entrepreuner
mengakui dan bertindak atas peluang keuntungan, dasarnya adalah
arbitrase. (Kirzner, 1973)
arbitrase. (Kirzner, 1973)
Entrepreunership
adalah tindakan inovasi yang melibatkan endowing sumber daya yang ada dengan
baru kapasitas menghasilkan kekayaan. (Drucker, 1985)
Tindakan
penting dari Entrepreunership adalah
entri baru. Entri baru dapat dicapai dengan memasuki pasar baru atau didirikan
dengan barang atau jasa yang baru atau yang sudah ada. Catatan baru adalah
tindakan meluncurkan usaha baru, baik oleh sebuah perusahaan start-up, melalui sebuah perusahaan yang ada, atau
melalui "bertualang perusahaan internal". (Lumpkin & Dess, 1996)
Bidang
Entrepreunership melibatkan studi
tentang sumber peluang; itu proses penemuan, evaluasi, dan eksploitasi peluang;
dan himpunan individu yang menemukan, mengevaluasi, dan mengeksploitasi
mereka.(Shane & Venkataraman, 2000)
Entrepreunership
adalah suatu proses sosial tergantung pada konteks di mana individu dan tim
menciptakan kekayaan dengan menyatukan paket yang unik sumber daya untuk
mengeksploitasi peluang pasar. (Ireland, Hitt, & Sirmon 2003)
Entrepreunership
adalah pola pikir dan proses untuk menciptakan dan mengembangkan kegiatan
ekonomi dengan pencampuran pengambilan risiko, kreativitas dan / atau inovasi
dengan manajemen yang baik, dalam baru atau organisasi yang ada. (Commission of
the European Communities, 2003)
Semua ini menjelaskan mengapa Entrepreunership dijelaskan dengan cara
yang berbeda. Proses bisnis meliputi identifikasi dan penilaian peluang,
keputusan untuk mengeksploitasi mereka diri sendiri atau menjualnya, upaya
untuk mendapatkan sumber daya dan pengembangan strategi dan organisasi proyek
bisnis baru (Eckhardt dan Shane, 2003). Entrepreunership
adalah “proses di mana individu-baik pada mereka memiliki atau dalam
organisasi-mengejar peluang "(Stevenson dan Jarillo, 1990: 23). Baru-baru
ini mengklaim bahwa jika manajer dan pengusaha dari banyak perusahaan kami
adalah untuk mengadopsi perilaku kewirausahaan ketika mengembangkan strategi
mereka, perusahaan akan menghadapi masa depan yang jauh lebih terang dari
persepsi saat ini menunjukkan (Lee dan Peterson, 2000).
2.4 Kunci entrepreneurship
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan pengusaha sukses berbagi atribut
pribadi tertentu, termasuk: kreativitas, dedikasi, determinasi, fleksibilitas,
kepemimpinan, semangat, kepercayaan diri, dan "kecerdasan."
-
Kreativitas adalah percikan yang mendorong pengembangan
produk atau jasa atau cara untuk melakukan bisnis baru. Ini adalah dorongan
untuk inovasi dan perbaikan. Ini adalah pembelajaran yang berkelanjutan,
pertanyaan, dan berpikir di luar formula yang ditentukan.
-
Dedikasi inilah yang memotivasi pengusaha untuk kerja
keras, 12 jam sehari atau lebih, bahkan tujuh hari seminggu, terutama di awal,
untuk mendapatkan upaya tersebut
dari tanah. Perencanaan dan ide-ide harus bergabung dengan kerja keras untuk berhasil. Dedikasi membuat hal itu terjadi.
dari tanah. Perencanaan dan ide-ide harus bergabung dengan kerja keras untuk berhasil. Dedikasi membuat hal itu terjadi.
-
Penentuan adalah keinginan yang sangat kuat untuk
mencapai sukses Ini mencakup kegigihan dan kemampuan untuk bangkit kembali
setelah masa-masa sulit. Ini membujuk pengusaha untuk membuat panggilan telepon
ke-10, setelah sembilan telah menghasilkan apa-apa. Untuk entrepreneur sejati,
uang bukanlah motivasi. Sukses adalah motivator; uang adalah hadiah.
-
Fleksibilitas adalah kemampuan untuk bergerak cepat
dalam menanggapi perubahan kebutuhan pasar. Hal ini menjadi benar untuk mimpi sementara
juga memperhatikan realitas pasar. Ada sebuah cerita tentang seorang pengusaha
yang memulai sebuah toko mewah hanya menjual kue-kue Perancis. Tapi pelanggan
ingin membeli muffin juga. Daripada mempertaruhkan hilangnya pelanggan ini,
pengusaha dimodifikasi
visinya untuk mengakomodasi kebutuhan ini.
visinya untuk mengakomodasi kebutuhan ini.
-
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan aturan
dan menetapkan gol. Ini adalah kapasitas untuk menindaklanjuti untuk melihat
bahwa aturan diikuti dan tujuan yang dicapai.
-
Gairah adalah apa yang membuat pengusaha mulai dan
membuat mereka di sana. Ini memberi pengusaha kemampuan untuk meyakinkan orang
lain untuk percaya pada visi mereka. Hal ini tidak dapat menggantikan
perencanaan, tetapi akan membantu mereka untuk tetap fokus dan untuk
mendapatkan orang lain untuk melihat rencana mereka.
-
Percaya diri datang dari perencanaan yang menyeluruh,
yang mengurangi ketidakpastian dan tingkat risiko. Hal ini juga berasal dari
keahlian. Percaya diri memberikan pengusaha kemampuan untuk mendengarkan tanpa
mudah terpengaruh atau terintimidasi.
-
"Smarts" terdiri dari akal sehat
bergabung dengan pengetahuan atau pengalaman dalam bisnis terkait atau usaha.
Mantan memberikan seseorang naluri yang baik, yang terakhir, keahlian. Banyak
orang memiliki kecerdasan mereka tidak mengakui. Seseorang yang berhasil
membuat sebuah rumah tangga pada anggaran memiliki organisasi dan keuangan
keterampilan. Pengalaman kerja, pendidikan, dan kehidupan
semua berkontribusi untuk kecerdasan.
keterampilan. Pengalaman kerja, pendidikan, dan kehidupan
semua berkontribusi untuk kecerdasan.
2.5 Alasan menjadi Entrepreneur
Sebaliknya,
beberapa orang tertarik untuk menjadi entrepreneur dengan memperoleh keuntungan
dari memulai bisnis. Ini termasuk:
-
Wirausahawan adalah bos mereka sendiri. Mereka membuat
keputusan. Mereka memilih siapa untuk melakukan bisnis dengan dan pekerjaan apa
yang akan mereka lakukan. Mereka memutuskan apa jam untuk bekerja, serta apa
yang harus membayar dan apakah akan mengambil liburan.
-
Kewirausahaan menawarkan kemungkinan yang lebih besar
mencapai imbalan finansial yang signifikan daripada bekerja untuk orang lain.
-
Ini menyediakan kemampuan untuk terlibat dalam total
operasi bisnis, dari konsep desain dan penciptaan, dari penjualan ke operasi
bisnis dan respon pelanggan.
-
Hal ini menawarkan prestise menjadi orang di biaya.
-
Ini memberikan individu kesempatan untuk membangun
kesamaan, yang dapat disimpan, dijual, atau diteruskan ke generasi berikutnya.
-
Kewirausahaan menciptakan kesempatan bagi orang untuk
memberikan kontribusi. Kebanyakan entrepreneur’s
baru membantu perekonomian lokal. Beberapa contoh mereka inovasi-kontribusi
kepada masyarakat secara keseluruhan.
Beberapa
orang menilai kemungkinan pekerjaan dan karir di mana mereka tinggal dan
membuat keputusan sadar untuk mengejar wirausaha.
2.6 Mobile
Sifat yang membadakan dari Technopreneurship biasa adalah menggunakan barang elektronik
handheld yang umumnya sering di gunakan seperti ponsel, tab, dan sejenisnya.
Penggunaan barang elektronik handheld semacam ini tidak ditolak oleh masyarakan
banyak, malah hal ini dalah seperti ketergantungan manusia di dalam kota besar
yang menuntut komunikasi yang cepat dan mudah.
Tidak adanya batas di dalam berkomunikasi menjadikan
manusia menjadi makhluk yang lebih bersosial terhadap dunia yang luas, walaupun
memang ternyata memiliki down-side itu sendiri seperti semakin
sedikitnya interaksi sesame manusia yang menuntut interaksi secara langsung,
tidak dengan menggunakan dunia maya
Akan tetapi down-side tersebut lebih mengutamakan up-side
yang menuntut manusia menjadi mahkluk yang mengerti di dalam era globalisasi,
era globalisasi tidak lah tercipta apabila manusia tidak mengerti satu sama
lain dan hanya mengutamakan diri nya sendiri maupun di lingkungannya itu
sendiri, tuntutan di dalam era globalisasi dapat tercipta apabila manusia sudah
dapat membuat diri nya mereka sendiri lebih berguna bagi masyarakat luas,
dengan adanya mobile seperti ini tiap individu dapat membaca berita secara
langsung tanpa adanya monopoli di dalam pihak komunikasi, dan tidak adanya
hambatan di dalam berinteraksi.
2.7 Hukum yang terkait
HAKI
dan Etika Penggunaan SoftwareSecara umum, hak cipta dapat diartikan sebagai
perlindungan hukum yang diberikan kepadasebuah karya kreatif dari usaha
penggandaan atau usaha lainnya yang merugikan yang dilakukantanpa izin dari
pencipta karya tersebut.Hak cipta sering dikaitkan dengan istilah hak atas
karya intelektual (HAKI) sebab untuk menghasilkan suatu ciptaan,
diperlukan suatu proses intelektual dari penciptanya. Ada 2 jenishak yang
dimiliki pembuat program komputer yang harus mendapatkan perlindungan, yaitu:
1.
Hak perbanyakan (right of reproduction) adalah hak
pencipta untuk memperbanyak ciptaannya. Artinya orang yang memiliki hak
terhadap suatu ciptaan, tidak diperbolehkanmemperbanyak sebuah karya cipta,
termasuk program komputer, tanpa izin daripenciptanya.
2.
Hak menyebarkan (right of public transmission) adalah
hak pencipta untuk menjual, meminjamkan, atau mendistribusikan karya ciptanya
kepada pihak lain.
Pasal
12 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta menyebutkanbahwa
program komputer termasuk sebagai ciptaan yang mendapat perlindungan hak
cipta.Dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan program komputer adalah sekumpulan
instruksi yangdiwujudkan dalam bentuk bahasa, kode, skema, ataupun bentuk lain,
yang apabila digabungkandengan media yang dapat dibaca dengan komputer akan mampu
membuat komputer bekerjauntuk melakukan fungsi-fungsi khusus atau untuk
mencapai hasil yang khusus termasuk persiapan dalam merancang
instruksi-instruksi tersebut. Dengan demikian, perlindungan hukumterhadap suatu
program komputer mencakup kode sumber (“source code”) maupun programaplikasinya
(seperti program pengolah kata, pengolah angka, presentasi, database, dan
programaplikasi lainnya.
Catatan: Mulai tahun 2003, Pemerintah
Indonesia memberlakukan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak
Cipta. Pelanggaran terhadap Undang-Undang ini akan dikenai hukuman maksimal 7
tahun penjara dan dendamaksimal 5 miliar rupiah. Hak Cipta berlangsung selama
jangka waktu tertentu. Untuk Hak Cipta atas program komputer, masa
perlindungannyaadalah 50 tahun sejak program dirilis.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Technopreneurship
Technopreneuship merupakan bentuk
dari gabungan dua kata, yaitu ‘teknologi’ dan ‘enterpreneurship’. Yang secara
umum dapat di artikan kata Teknologi adalah sesuatu yang digunakan untuk menuju
pada penerapan praktis ilmu pengetahuan ke dunia bisnis dan sebagai pencipta alat-alat, untuk mengembangkan
kemampuan dan pemanfaatan materi guna memecahkan persoalan yang ada. Sedangkan
kalau kata Enterpreneurship berasal dari kata entrepreneur yang menanggung
resiko dan ketidakpastian untuk mencapai tujuan dan pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasikan peluang yang ada (Zimmere & Scarborough 2008).
Jika kedua kata diatas digabungkan,
kata teknologi disni mulai mengalami penyempitan arti, karena Teknologi dalam
‘technopreneurship’ mengacu pada IT, yaitu penggunaan computer sebagai alat
untuk memproses. Sebagai wirausaha peluang akan dengan mudah dimanfaatkan seorang
entrepreneur untuk membuat usaha baru dengan potensi profit yang besar. Tidak
hanya peluang dalam kondisi positif (baik), tetapi juga dalam kondisi buruk.
Entrepreneur dapat dengan mudah menganalisa permintaan barang atau jasa yang
dibutuhkan masyarakat, bahkan dalam kondisi buruk seperti bencana dan
kelangkaan. Jenis usaha yang digeluti entrepreneur dapat merupakan penciptaan
usaha baru maupun membeli usaha yang telah lama berdiri.
Istilah Technopreneurship lebih
mengacu pada pemanfaaatan teknologi informasi untuk mengembangkan wira usaha.
Berbeda dengan dengan pengertian sebelumnya, jenis wira usahaa dalam pengertian
Technopreneurship disini tidak dibatasi pada wirausaha teknologi informasi,
namu mencakup segala jenis usaha, seperti berjualan dalam apps yang tersedia di
banyak media mobile. Yang sekarang mulai banyak digunakan dalam penerapan usaha
sepertinya salah satunya di dalama sebuah restaurant, super market adapun
pemanfaatan IT untuk memasarkan dan mengenalkan seuatu produk dengan melalu media
mobile yang sekarang sedang sangat diminati sekarang ini.
3.2
Mobile Technopreneurship di
dalam dunia bisnis
Kewirausahaan
sangat penting untuk pembangunan ekonomi di seluruh dunia. Di tempat-tempat
seperti Nigeria, Mesir, dan Indonesia, pengusaha mikro menghasilkan 38 persen
dari produk domestik bruto. Studi Data menunjukkan bahwa usaha kecil membuat
bagian yang tidak proporsional dari pekerjaan baru, menghasilkan ide-ide
inovatif, model bisnis, dan metode untuk menjual barang dan jasa.
Perangkat
mobile adalah alat yang sangat berharga bagi pengusaha untuk mengatasi
tantangan dalam melakukan bisnis. Mereka membantu orang berkomunikasi satu sama
lain, informasi akses pasar, menjual produk di seluruh wilayah geografis,
menjangkau konsumen baru, akses sistem pembayaran mobile, dan memberdayakan
perempuan dan kurang beruntung.
Pada
tanggal 23 Oktober, Pusat Teknologi Inovasi di Brookings menyelenggarakan
sebuah diskusi mengenai bagaimana kewirausahaan ponsel meningkatkan peluang
bagi pembangunan sosial dan ekonomi di seluruh dunia. Dimoderatori oleh Wakil
Presiden Darrell Barat, sebuah panel ahli meneliti contoh inovatif
kewirausahaan mobile dan dampaknya terhadap pendapatan usaha, bagaimana
teknologi mobile dapat meningkatkan pembangunan secara keseluruhan, dan
bagaimana mengatasi hambatan untuk kewirausahaan mobile. Darrell West juga
merilis sebuah makalah tentang topik di acara tersebut.
3.3 Inovasi Mobile Technopreneurship
Mobile
Technopreneurship melakukan inovasi – inovasi yang lebih
berbeda dari sebelumnya, menggunakan pihak IT di sebagai tulang punggung nya,
dan lebih mengutamakan kepuasaan para pengguna sebagai tujuannya
Karena di dalam cepatnya informasi merambat, semakin
cepat pula apabila sebuah usaha membiarkan pelanggannya kecewa
3.4 MobileTechnopreneurship
di dalam masyarakat
Di
dunia ini banyak technopreneur yang berhasil melakukan komersialisasi
teknologi sehingga menjadi produk yang diterima secara luas di pasar.
Telkomsel pada
tanggal 7 april bekerjasama dengan Universitas Bina Nusantara (Binus)
menggandeng 100 mahasiswa pengembang konten dan aplikasi untuk dilatih menjadi
wirausahawan muda di bidang kreatif. Program Mobile Technopreneurship ini
merupakan langkah nyata Telkomsel untuk memajukan industri kreatif nasional
melalui lembaga pendidikan.
“Berbagai
inovasi konten dan aplikasi yang kami ciptakan bagi pelanggan merupakan bukti
komitmen kuat kami untuk memandu kemajuan industri kreatif nasional. Kali ini
melalui lembaga pendidikan kami berupaya memfasilitasi komunitas mahasiswa yang
memiliki talenta dalam mengembangkan konten dan aplikasi yang bisa dioptimalkan
untuk menjadi peluang usaha. Kami berharap program ini mampu melatih mahasiswa
untuk menjadi wirausahawan dan mewadahi hasil karya konten dan aplikasi yang
mereka kembangkan untuk ditawarkan kepada pelanggan Telkomsel.” Sarwoto
Atmosutarno selaku direktur utama Telkomsel
100 mahasiswa
yang mengikuti program ini terpilih berdasarkan hasil seleksi potensi, minat,
dan bakat yang diselenggarakan Universitas Binus dan Bina Indonusa System. Para
mahasiswa yang telah melalui proses seleksi dapat secara langsung berkonsultasi
dengan Telkomsel untuk membahas konten atau aplikasi apa saja yang dibutuhkan
pelanggan Telkomsel. Konten atau aplikasi yang dikembangkan ke depannya bisa
dijual langsung ke pelanggan Telkomsel, di mana para mahasiswa ini bisa
menikmati pendapatan dari konten atau aplikasi yang terjual. Dalam program ini,
Bina Indonusa System berperan sebagai mitra content provider Telkomsel
yang menjadi wadah pengembangan dan komersil para mahasiswa Binus yang terpilih
menjadi content provider.
Melalui program
Mobile Technopreneurship ini, konten dan aplikasi yang dikembangkan mahasiswa
bisa dinikmati pelanggan Telkomsel. Buah karya akademisi kini dihargai,
sehingga konten dan aplikasi yang dihasilkan mampu menghasilkan pendapatan bagi
mahasiswa pengusaha sekaligus manfaat bagi pelanggan Telkomsel.
Dengan penambahan 100 mahasiswa
Binus sebagai content provider Telkomsel, kini Telkomsel telah
bekerjasama dengan sekitar 500 content provider dalam menyediakan
lebih dari 10.000 jenis layanan konten. Ke depannya Telkomsel juga akan
mengadakan program kerjasama pengembangan konten dan aplikasi dengan mahasiswa
dengan menggandeng beberapa perguruan tinggi ternama lainnya.
(April 7,
2011)
3.5
Data pengguna
eMarketer
memperkirakan 4550000000 orang di seluruh dunia menggunakan ponsel pada tahun
2014. Handphone adopsi melambat, namun pengguna baru di negara berkembang di
Asia-Pasifik dan Timur Tengah dan Afrika akan mendorong kenaikan lebih lanjut.
Antara tahun 2013 dan 2017, penetrasi ponsel akan meningkat dari 61,1% menjadi
69,4% dari populasi global, menurut laporan eMarketer baru, "Di seluruh
dunia Pengguna Ponsel:. H1 2014 Forecast dan Perkiraan Perbandingan"
Gambar 3.1 Pengguna smartphone di dunia
Para
pengguna smartphone global melampaui 1 miliar mark pada tahun 2012 dan akan
total 1,75 miliar pada tahun 2014. EMarketer memperkirakan adopsi smartphone
untuk melanjutkan lintasan cepat melalui 2017. Hampir dua-perlima dari semua
pengguna ponsel-dekat dengan seperempat populasi-akan seluruh dunia menggunakan
smartphone setidaknya bulanan pada tahun 2014. Pada akhir periode proyeksi,
penetrasi smartphone di kalangan pengguna ponsel secara global akan dekat 50%.
Pengguna
ponsel dengan cepat beralih ke smartphone sebagai perangkat menjadi lebih
terjangkau dan jaringan 3G dan 4G muka. Pengguna Smartphone saat ini account
untuk sebagian besar pengguna ponsel di 10 dari 22 negara yang termasuk dalam
perkiraan kami. eMarketer memperkirakan ini meningkat menjadi 16 negara selama
2014.
Gambar 3.2 Perubahan data pengguna mobile phone
Sementara
penggunaan ponsel dekat dengan di mana-mana di Eropa Barat, Amerika Utara, dan
Eropa Tengah dan Timur, orang yang tinggal di Amerika Latin, Asia-Pasifik dan
Timur Tengah dan Afrika-khususnya di negara-negara berpenghasilan rendah dengan
penduduk pedesaan yang luas dan luas medan-akan cenderung untuk memiliki dan
menggunakan ponsel atau smartphone.
Lebih
dari 2,23 miliar orang di seluruh dunia, atau 48,9% dari pengguna ponsel, akan
pergi online via perangkat selular setidaknya bulanan pada tahun 2014, dan
lebih dari setengah dari para pengguna yang mobile akan menggunakan mobile
internet tahun depan. Jaringan data seluler ekspansi terutama di daerah di luar
pusat-pusat perkotaan di pasar negara berkembang dengan meningkatnya kelas
menengah-dan adopsi smartphone dan fitur ponsel dengan kemampuan internet akan
mendorong pertumbuhan dari basis konsumen internet ponsel. Kami memperkirakan
bahwa jumlah total pengguna internet ponsel akan naik 16,5% pada tahun 2014 dan
mempertahankan pertumbuhan dua digit sampai 2016.
Gambar 3.3
eMarketer
basis semua perkiraan kami pada pendekatan yang parsial yang berfokus pada
kedua tren di seluruh dunia dan lokal dalam ekonomi, teknologi dan populasi
bersama dengan perusahaan-, produk-, tren demografi-spesifik serta tren dalam
perilaku konsumen spesifik negara dan. Kami menganalisa data kuantitatif dan
kualitatif dari berbagai perusahaan riset, instansi pemerintah, media dan
laporan perusahaan, bobot setiap bagian dari informasi berdasarkan metodologi
dan kesehatan.
Selain
itu, setiap elemen dari masing-masing perkiraan eMarketer cocok dalam matriks
yang lebih besar dari semua perkiraan kami, dengan asumsi yang sama dan
kerangka umum yang digunakan untuk memproyeksikan angka dalam berbagai bidang.
Regular evaluasi ulang dari masing-masing perkiraan berarti asumsi-asumsi dan
kerangka yang terus diperbarui untuk mencerminkan perkembangan pasar baru dan
tren lainnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Mobile
Entrepreneur memiliki
jenjang yang lebih berbeda dari yang lainnya, dan pengawasan serta bidang yang
memiliki ketidaksamaan karena bidang ini memiliki hal yang lebih menggantungkan
karena tingginya penggunaan mobile yang signifikan.
4.2 Saran
Di
dalam melakukan bisnis perlu juga di lihat dari segi pengguna bagi para mobile
user yang dimana mereka memiliki keterikatan yang mungkin dapat membantu
memperlancar di dalam dunia bisnis
Daftar
Pustaka
Bell, C.G. (1991). High-Tech Ventures:
The Guide for Entrepreneurial Success. 1st Edition. Perseus
Publishing.
NCIIA. (2006). Invention to
Venture: Workshops in Technology Entrepreneurship. National Collegiate
Inventors & Innovators Alliance, Madison.
Oden, H.W. (1997). Managing
Corporate Culture, Innovation, and Intrapreneurship. Greenwood Publishing
Group.
Stolze, W.J. Start-up: An
Entrepreneur’s Guide to Launching and Managing a New Business. 2nd
Edition. Rock Beach Press.
Akitan,
B. (2013). “TECHNOPRENEURSHIP AS A STRATEGIC MECHANISM FOR COMMERCIALIZING
UNIVERSITY-CREATED TECHNOLOGY” Lampung University
Walker, K. (2013) “The Technopreneurship
Process: Academic Entrepreneur University Spin-offs”
Rochester Institute of Technology, American
College of Management and Technology, Don Frana Bulića 6, 20000 Dubrovnik
RIThink, 2012, Vol. 2
M.
Ayub Azmi, Roseleena Jaafar & Zulkifli Abdul Majid “Embedding
technopreneurship with mechatronics engineering in outcome-based curriculum
development for postgraduate education in Malaysia” Universiti Teknologi MARA
Shah Alam, Selangor, Malaysia Volume 13, Number 3,
2011 © WIETE 2011 Global Journal of Engineering Education
Kaur P. and
Mr.Mahesh (2011) Belwal “Rural Technopreneruship: An Innovative key to
development” Vol.1, Issue 2
Kamarudin, S. H. and Dr. Sulaiman
Sajilan (2013) “Critical success factors of technopreneurship in the creative
industries: a study of animation ventures”
Rev. Integr. Bus. Econ. Res. Vol 2(1) 2013 Society of
Interdisciplinary Business Research (www.sibresearch.org)
Ucbasaran, D, P H Westhead, & M
Wright. 2001. The Focus of Entrepreneurial Research: Contextual and Process
Issues. Entrepreneurship Theory and Practice(Summer): 57-80.
Shane, S & S Venkataraman. 2000. The
Promise of Entrepreneurship as a Field of Research. The Academy of Management
Review, 25(1): 217-26.
Ireland, R D, M A Hitt, & D G
Sirmon. 2003. A Model of Strategic Entrepreneurship: The Construct and its
Dimensions. Journal of Management, 29(6): 963–89.
Hills, G E, G T Lumpkin, & R P
Singh. 1997. Opportunity Recognition: Perceptions and Behaviors of
Entrepreneurs, Frontiers of Entrepreneurship Research.
Alvord, S, L D Brown, & C Letts.
2004. Social Entrepreneurship and Societal Transformation: An Exploratory
Study. Journal of Applied Behavioural Science, 40(3): 260-83.
U.S. Department of State.
“Entrepreneurship and Small Business.” eJournal USA: Economic Perspectives,
Volume 11, Number 1 (January 2006). Di akses melalui: http://usinfo.state.gov/journals/ites/0106/ijee/ijee0106.htm pada tanggal 4 juni 2014
Drucker, Peter F. Innovation
and Entrepreneurship. New York: Harper Business, 1985.
Mwangi S. Kimenyi and Darrell M. West,
(2012) “Center
for Technology Innovation” di akses melalui: http://www.brookings.edu/events/2012/10/23-mobile-entrepreneurship
pada tanggal 5 juni
Daftar Riwayat Hidup
Nama : Ivan Andri
Kurniawan
Tempat,
Tanggal Lahir : Bandar Lampung, 21 Maret 1992
Jenis
Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Gading Serpong, L’agricola
Cluster azalea AZ 1 No. 10
No.
Telepon :
081311423666
Riwayat
Pendidikan dan Kursus :
Tahun 1997 – 2003 : SD Xaverius 1
teluk betung
Tahun 2003 – 2006 : SMP Xaverius 1
teluk betung
Tahun 2006 – 2009 : SMA Sma
Immanuel Bandar lampung
Tahun 2011 – sekarang : BINUS University
Pengalaman
Kerja :
-
Nama : Satya
Aditama
Tempat,
Tanggal Lahir : Tangerang,
3 Oktober
1992
Jenis
Kelamin : Laki-Laki
Alamat : BSD Sektor 1.3 BC 18
No.
Telepon : 021-56336
Riwayat
Pendidikan dan Kursus :
Tahun 1998 – 2004 : SD Baitul Mall
Tahun 2004 – 2007 : SMPN 161
Tahun 2007 – 2010 : SMAN 108
Tahun 2011 – sekarang : BINUS University
Pengalaman
Kerja :
-
Nama : Franklyn
toar rengkung
Tempat,
Tanggal Lahir : Tangerang,
29 April 1993
Jenis
Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jalan Delima 2 C4 No.15 Pondok Makmur Kota
Bumi
No.
Telepon : 087808717061
Riwayat
Pendidikan dan Kursus :
Tahun 1999 – 2005 : SD Kuta Baru 1
Tahun 2005 – 2008 : SMP Maria Mediatrix
Tahun 2008 – 2011 : SMA Yuppentek 1
Tahun 2011 – sekarang : BINUS University
Pengalaman
Kerja :
-
Nama : Nofal
Priananda
Tempat,
Tanggal Lahir : Jakarta,
9 Febuari 1993
Jenis
Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Serpong Park Blok B7/15 BSD Tangerang Selatan
No.
Telepon :
Riwayat
Pendidikan dan Kursus :
Tahun 1999 – 2005 : Cikal Harapan
Tahun 2005 – 2008 : Al-Azhar BSD
Tahun 2008 – 2011 : Al-Azhar BSD
Tahun 2011 – sekarang : BINUS University
Pengalaman
Kerja :
-